Didalam surat Muzammil, Allah Menjelaskan tentang relatifitas dan efektifitas waktu yakni malam (QS AL-MUZAMMIL 1-3) (QS AL-ISRA: 79)
يٰۤاَيُّهَا الۡمُزَّمِّلُ
قُمِ الَّيۡلَ اِلَّا قَلِيۡلًا
نِّصْفَهُۥٓ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Dua ayat diatas sama-sama merujuk pada urgensinya waktu malam, kenapa pula harus waktu malam yang dipilih dalam kutipan ayat diatas dan apa kemudian keistimewaan waktu malam itu sendiri dalam sudut pandang dua kutub ilmu dan sudut pandang yakni sains dan agama, Disini lah perlu relasi sekaligus korelasi kajian yang intim dan mendalam baik dari sains maupun agama.
STUDI TAFSIR
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan
Firman Allah Swt.:
{قُمِ الَّيۡلَ اِلَّا قَلِيۡلًا, نِصْفَهُ}
Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil (yaitu) seperduanya. (Al-Muzzammil: 3).
Merupakan badal atau kata ganti dari al-lail (malam hari), yakni di tengah malamnya.
{أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلا. أَوْ زِدْ عَلَيْهِ}
atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua. (Al-Muzzammil: 3-4)
Yaitu Kami perintahkan kamu untuk melakukan salat di tengah malam, lebih sedikit atau kurang sedikit tidak mengapa bagimu dalam hal tersebut.
Firman Allah Swt.:
{وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ}
“Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu”. (Al-Isra: 79)
Ayat ini merupakan perintah dari Allah kepada Nabi Saw. untuk mengerjakan salat sunat malam hari sesudah salat fardu. Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw., bahwa Rasulullah Saw., pernah ditanya mengenai salat yang paling utama sesudah salat fardu. Maka beliau Saw. menjawab melalui sabdanya:
“صَلَاةُ اللَّيْلِ”
“shalat sunat malam hari”.
Karena itulah maka Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk menghidupkan malam hari dengan salat sunat tahajud. Makna tahajud ialah salat yang dikerjakan sesudah tidur. Demikianlah menurut pendapat Alqamah, Al-Aswad, Ibrahim An-Nakha’i, dan lain-lainnya.
{نَافِلَةً لَكَ}
“Sebagai suatu ibadah tambahan bagimu”. (Al-Isra: 79)
{عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا}
“mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Al-Isra: 79)
Tidak mengherankan jika Rasulullah saw menjadikan orang-orang salih sebagai pilar pilar kehidupan dengan tahajud dan kekuatan ibadah dimalam harinya sebagai media yang patut dijadikan teladan bagi umatnya. Sebab, orang salih senantiasa mendekatkan diri kepada Allah sehingga ia mendapat kemuliaan serta kewibawaan kehidupan bukan hanya dalam urusan ukrowi namun juga bisa mempengaruhi kemuliaan dalam pandangan kehidupan hari ini . Maka, dengan the power of night dan melaksanakan shalat tahajud yang merupakan kebiasaan orang salih, seseorang akan mendapatkan hal yang sama.
KAJIAN SAINS TENTANG WAKTU MALAM
Waktu malam, adalah waktu yang sering kita gunakan untuk istirahat dari lelahnya aktivitas yang seharian penuh kita lakukan. Waktu malam pula adalah waktu yang paling tenang dan baik untuk menenangkan diri.
Pada waktu malam menjadi puncak terbaik seseorang melakukan aktifitas alfa. Aktifitas alfa terdiri atas gelombang teratur berfrekuensi sedang sebesar 8-12 Hz. Otak menghasilkan aktivitas ini ketika orang beristirahat dengan tenang dan tidak terlibat dalam aktivitas mental berat (misalnya memecahkan masalahnya).
Karena pada waktu malam dunia sedang dalam keadaan yang tenang sehingga muncul lah aktifitas alfa, dimana jika kita sholat pada waktu itu kita bisa lebih khusyuk dalam melaksanakn sholat. Sebab itulah dalam dua ayat diatas kita diperintah tahajjud pada waktu malam bahkan yang lebih signifikan lagi adalah tepat sepertiga malam, dimana pada waktu tersebut banyak dari kita yang lebih memilih tidur daripada memulai perbincangan dengan Tuhan.
Ketika otak kita mengeluarkan gelombang alfa, kita menjadi lebih tenang dan akan mudah untuk khusyuk dalam sholat seperti dalil Allah dalam Al-Qur’anil Kariim
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih terkesan.” [Al-Muzzammil/73: 6]
Sedangkan dalam Islam, dimana waktu yang disana jarang orang beribadah, maka dianjurkan dengan lebih untuk kita ibadah, seperti pada waktu dhuha dimana waktu itu banyak orang bekerja. Pada waktu tahajjud pula lebih banyak orang yang memilih untuk istirahat.
Konteks pasrah (meniadakan urusan dunia) adalah seperti beristirahat dalam pembahasan sains, dimana istirahat cukup yakni 8 jam sehari itu tidak harus kontinyu (langsung) tapi boleh secara bertahap. Jadi, ditengah-tengah tidurpun lalu kita bangun untuk melaksanakan tahajjud, istirahat kita tidak terganggu apabila sholat tersebut dilakukan dengan khusyuk dan hikmat ditambah suasana malam yang mendukung dengan ketenangannya.
KENAPA ALLAH PILIH WAKTU MALAM?
Dalam islam, dikhususkannya waktu malam dikarenakan banyak ibadah spesial yang secara khusus dilakukan pada malam hari saja sepertihalnya Lailatul Qadar.
Kita sendiri terdiri dari jasad dan ruh, keduanya mempunyai haq. Sebagai muslim kita diberi dua waktu oleh Allah yakni siang untuk mencari maisyah dan malam untuk memenuhi kebutuhan Rohani (sholat, dzikir, pasrah-istirahat-). Yang tercantum dalam surah An-Naba’ ayat 10 -11
وَجَعَلْنَا ٱلَّيْلَ لِبَاسًا
“dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,”
وَجَعَلْنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشً
“dan Kami jadikan siang untuk mencari maisyah(penghidupan)”
Jika kebutuhan jasad kita terpenuhi dan ruhani kita tidak terisi, maka keseimbangan di tubuh tidak teratur, kita akan selalu merasa sedih, galau, dan resah yang selalu menghampiri karena kebutuhan ruhani tidak terpenuhi.
عن جابر رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إن في الليل لساعة، لا يُوَافِقُهَا رجُلٌ مُسلم يَسأل الله تعالى خيرًا من أمْرِ الدنيا والآخرة، إلا أعْطَاه إِياه، وذلك كُلَّ ليلة».
[صحيح][رواه مسلم]
Dari Jābir -raḍiyallāhu ‘anhu-, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, ‘Sesungguhnya pada malam hari itu ada satu waktu yang tidaklah seorang muslim tepat pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan perkara dunia dan akhirat, melainkan Allah pasti memberikannya kepadanya. Dan waktu itu ada pada setiap malam’.”
Ketenangan pada waktu malam pun tercipta karena pemiliknya turun ke langit dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir, (kemudian) Dia berfirman, ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan, barang siapa meminta kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan, dan barang siapa memohon ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni.”
Syarh Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah (I/275-285) dan Mukhtashar Shawa’iq Mursalah(III/1125)
KESIMPULAN
Tahajjud diperintah waktu malam karena banyak keistimewaan yang hanya Allah taruh di saat malam hari, dan di waktu itu pula kita dalam kondisi tenang berkat gelombang alfa yang dikeluarkan. Jadi, ibadah di waktu itu amat memungkinkan untuk kita lebih khusyuk dan sejenak lupa akan urusan dunia karena kondisinya kita baru bangun tidur pula.
oleh syafika rizki ardi Dkk