Idul Fitri Ala Imam Asyibli


Suatu hari raya Idul Fitri seorang Sufi Kenamaan bernama Syekh Asyibli, beliau mengenakan dua pakaian baru. Sementara ia melihat orang lain memakai pakaian ala kadarnya tengah mengucapkan salam kepada sesamanya.

Seketika itu Asyibli melepaskan pakaian yang ia kenakan dan melemparkannya ke tungku perapian sehingga hangus terbakar pakaian Baru nya.

Orang-orang yang melihatnya pun keheranan bukan main. Mereka bertanya kepada Asyibli, “Kenapa engkau lakukan itu?”

“Aku hendak membakar apa yang disembah oleh orang banyak,” jawab Asyibli. Lalu ia memakai pakaian biasa berwarna biru dan hitam.

Ia kemudian melantunkan bait puisi:

Orang-orang berhias di hari raya karena (untuk) hari itu
Sementara aku mengenakan pakaian ini
Mereka riang gembira menyambut hari raya
Dan aku pergi Karena menuju-Mu sambil meratapi nestapa
Orang-orang tengah dilanda kegembiraan
Sedangkan aku dalam kesedihan yang mendalam
Dua kondisi yang saling bertolak belakang dalam menyambut hari raya

Dari Imam Asyibli kita dingatkan bahwa melihat realitas lebaran secara eksplisit juga implisit. Seakan memberitahu kita tentang Makna hidup untuk lebih memahami isi dari pada kulit. Sayangnya masyarakat kita sering luput akan hal ini dan menganggap Lebaran sebatas euforia belaka. Sehingga jadilah kita sebagai masyarakat materialistik yang lebih suka melihat lahiriyah yang ada pada Lebaran: THR, baju baru, hidangan lezat, mudik, dan sebagainya. Dan melupakan esensi dan isi esensi dari lebaran itu sendiri yaitu: Hilang nya kebencian, Hati yang saling memaafkan, tercerabutnya Iri dendam dan keretakan Hubungan antar Sesama.

Outputnya adalah jadilah kita masyarakat yang sibuk dan susah payah memenuhi kebutuhan materi, gengsi gaya hidup globalisasi, bahkan pamer kekayaan investasi, Lupa pada isi dan Hakikat Hidup yang sesungguhnya yakni tenggang rasa, menghargai, memaafkan sepenuh hati, mensyukuri, ketentraman hati, kebahagiaan Hidup sosial society dan yang paling penting adalah mencapai Ridho Ilahi Robbi.

Artikel

Comments are disabled.