Seminar pra nikah : Mempersiapkan jodoh dunia – akhirat


Dalam rentetan kegiatan pembekalan akhir santriwan/santriwati pondok pesantren bustanul hikmah sebelum mereka menjadi alumni, beliau yai Wawan memberikan edukasi pendidikan pra nikah. Para santri dibekali pengetahuan yang mana dalam mempersiapkan dan membina mahligai rumah tangga dibutuhkan sebuah pengetahuan tentang “kurikulum nikah” menjadi salah satu urgensi kehidupan untuk terbentuknya keluarga yang harmonis dunia – akhirat.

Konsep pra nikah dari sisi agama dan psikologi

beliau menyampaikan bahwa Rasullullah memberikan gambaran untuk menentukan jodoh yang akan dipilih adalah:
Pertama, (lijamaliha) jika seorang akan memilih berdasarkan kecantikannya, dan ketampanannya. maka yang tak disadari dalam sebuah perjalanan rumah tangga kecantikan – ketampanan hanyalah sebuah bumbu pemanis belaka. yang paling penting dan terpenting adalah kecantikan dan ketampanan yang bersifat batiniah karena itu yang akan menentukan sikap dan prilaku yang menemani dalam kehidupannya.
Kedua, (limaliha) karena harta kekayaan. Jika cinta diukur berdasarkan kekayaan harta, mungkin akan menjadi ketamakan semata. Jika cinta dipilih berdasarkan kekayaan harta, mungkin akan menjadi budak dunia. Tetapi jika yang menjadi indikator cinta adalah kekayaan hati, itulah sosok jodoh yang benar untuk dicari dan dipilih.
Ketiga, (linasabiha) karena nasab atau keturunannya. Jika dimaknai lebih luas apabila engkau berlatar belakang wanita karir maka pilihlah sosok pendamping yang bergelut di dunia karir. Latar belakang setiap pasangan akan menentukan dinamika rumah tangga yang akan dijalani.
Keempat, (lidiniha) pilihlah karena agamanya. Dalam sebuah opini realistis beliau sampaikan, bahwa pondasi utama seorang suami / istri adalah agama. Dengan meyakini kebenaran dalam agama serta mau dan mampu untuk menjalankan maka seseorang akan mampu menjalankan tugas sebagai masing-masing pasangan.

Persiapan yang matang
Selain itu dalam mempersiapkan diri sebelum nikah seorang laki-laki sebagai promotor keluarga ada dua jalur yang harus ditempuh, satu jalur bersifat vertikal berkaitan dengan spiritual dan jalur bersifat horizontal berkaitan dengan keilmuan dan keterampilan.  Sedangkan, bagi perempuan persiapan yang seharusnya dijadikan prinsip adalah menghilangkan idealisme dalam memandang pasangan hanya dari segi materi duniawi yang melekat saja.

terakhir beliau menyampaikan Nikah itu satu untuk selamanya, berakhirnya nyawa hanya sebagai sekat pemisah di dunia,

News

Comments are disabled.