Bagi Santri yang setiap hari ngaji, pagi maupun malam hari merupakan makanan Harian nya, suatu waktu sang santri ini di datangi oleh sepupunya yang kebetulan baru lulus dan diwisuda pada strata satu jurusan Aqidah filsafat. aktivitas mahasiswa tentu berbeda yang dipenuhi kajian tentang studi kasus kekinian, bahkan juga mempertanyakan tentang ketuhanan sekalipun.
Kemudian Sepupunya bertanya
Sepupu: Sampyn kan sudah lama mondok y bagaimana sampyn menjelaskan kira kira kalau tuhan itu maha baik yang kata nya rahman Rohim sedangkan kemiskinan dan kekurangan banyak dimana mana
Santri: wah sampyn datang datang, mentang mentang jurusan Aqidah filsafat pertanyaan nya langsung an kayak begitu an saja haha.
Sapa sang santri di ikuti canda tawa keduanya
Sepupu: mungkin bawaan kali ya, terbiasa mempertanyakan sesuatu, dan barang kali sampyn yang dari pesantren punya keterangan dari hal itu
Sang santri pun kebingungan menjawab dan bagaimana dalil yang pas untuk dapat memberikan keterangan yang pas pula
Santri; ya nanti tak tanyakan ke guru ku saja.
Sowan lah sang santri ini kepada gurunya seraya menceritakan apa yang ditanyakan sepupunya
Guru: saya tanya balik dulu, apakah tukang cukur itu ada
Santri: enggeh Ada
Guru: mengapa ada orang yang berambut panjang, gondrong bahkan gimbal.
Santri: karena gak pernah datang ketukang cukur
Guru: begitu lah kehidupan kesengsaraan, kekurangan, penderitaan seseorang itu ada karena dia tidak pernah mendekat kepada Allah san maha pemberi, sang maha cinta dan sang maha kasih.
Mengganguklah santri tanda paham