pada suatu hari tatkala seorang suami dan istri sedang menyantap hidangan makan siang mereka, terdengaar suara pengemis yang merintih meminta makanan kelaparan, sang istri yang tau bahwa pengimis itu meminta makan timbul rasa iba dihatinya sehingga terketuk hatinya untuk memberi
namun karena karakter suami yang pelit dan kikir dilaranganya sang istri untuyk memberi pengemis tersebut dikarenakan pertimbangan finansial dan krisis ekonomi, namun karena iba yang mendalam sisa makanan berupa ayamnya sang istri dan diberikan lah kepada sang pengemis
marah besar lah sang suami ditambah perbedaaan visi hidup yang sangat mencolok perbedaannya, menjadikan kesenjangan harmonisasi hubungan rumah tangga harus berakhir dengan diceraikannya sang istri
tahun demi tahun telah berganti akhirnya si Perempuan dilamar oleh laki laki lain, dan menjalani kehidupan rumah tangga baru dengan suami barunya
suatu hari mengislah sang istri dan ditanya oleh sang suami “kenapa menangis”?
Sang istri menjawab “tadi ada seorang pengemis yang kelaparan dan minta makan teringatlah pada moment dengan suaminya dulu yang menceraikannya dulu
Sang suami menimpali “dek andai kamu tahu bahwa pengemis yang dulu engkau berikan makan adalah aku dengan penampilan miskinku” dan Ketika aku tau bahwa engkau telah diceraikan aku bersumpah ingin sukses dan meminangku sebab ketulusanmu dan ibamu kepadaku Ketika itu”
Bahwa roda kehidupan akan selalu berputar, disaat itulah tidak bolehlah kita menyombongkan diri Ketika diatas, dan tidak bolehlah kita rendah diri Ketika kita sedang berada dibawah
Hubungan akan mengalami kesenjangan seiring perbendaan pandangan dan berbedanya visi hidup disinilah perlunya membuat ikatan yang kuat dalam bingkai ketuhanan dan keberagamaan sehingga dasar nilai yang dibangun dalam rumah tangga adalah berdasarkan ajaran keagamaan keislamaan