Dalam budaya dan kebiasaan pembelajar dunia modern hari ini, dinegara yang dikata sebagai negara maju, negara dunia pertama, negara adidaya , perbaikan kualitas sumber daya manusia menjadi sesuatu yang dipikirkan dan menjadi skala prioritas dengan based education yang diperhatikan betul dalam menejerial dan indeks Pendidikan mereka, literasi menjadi sesuatu yang tidak boleh tidak, membaca dan menulis menjadi hal yang fardhu ain hukumnya bagi anak, keluarga dan unsur terendah dalam tatanan Masyarakat social socaity seperti negara kincir ain, negara paman sam dan negeri tirai bambu serta benua eropa lainnya
Di Indonesia dikata sebagai negara dunia ketiga, negara berkembang, menjadi kebalikan dari Masyarakat kulit putih eropa, Indonesia dipandang literasi sangat rendah, edukasi diproyeksikan sebagai manusia industry, karekter dan mental nihil dan gagal terbentuk, sehingga based education Indonesia tertinggal jauh bahkan menduduki klasemen dasar dalam indek komulatif pendidikan Masyarakat global
Namun berbeda dengan Jenis manusia Indonesia yang disebut sebagai santri ini, ditengah pandangan tertinggal Masyarakat global terhadap negara dunia ketiga yakni indonesia, santri tidak masuk dalam eskalasi percaturan Pendidikan global, santri juga tidak dihitung dalam haluan Pendidikan Masyarakat global. Karena memang santri memiliki aturan main sendiri didalam menentukan kategori sebagai manusia terdidik. Santri punya kiblat sendiri didalam menentukan indicator manusia yang berpendidikan
Jika dikata Indonesia rendah literasinya mereka lupa bahwa santri pagi siang dan malam hari mereka mengaji dan mengkaji kitab sebagai sumber bacaan, bukan hanya dibaca tapi juga dihafalkan diluar kepala mereka, bukan hanya dihafalkan tapi juga dianalisa dan direlevansikan dengan problematika Masyarakat modern untuk menjadi solusi lewat diskurs musyawarah dan bahsul masaail. apabila dikata Indonesia gagal dan nihil membentuk karakter dan sikapnya mereka tidak memperhatikan bahwa pembelajar yang paling menghargai pengajarnya adalah santri, yang paling tidak berani pada kiainya juga santri bahkan doktrin yang paling sering di tanamkan adalah kebaikan dan kebaktian khususnya kepada kedua orang tua dan kepada sesama pada umumnya. Jadi santri adalah manusia Indonesia yang tidak masuk dalam percaturan pola Pendidikan global, dan santri juga manusia Indonesia yang berbeda dengan pembelajar pada umumnya,
Ketika Masyarakat global menilai bahwa berpendidikan adalah banyak literasainya, mereka yang pandai intlektualnya, satu peringkatnya, cerdas pikirannya, pintar otaknya, justru santri selangkah didepan mereka, santri bukan hanya kutu buku dan kutu kitab sebagai pionir literasi keislaman tapi mereka juga kutu tasbih sebagai media dan mencusuar kedalaman spiritual dan emosional mereka, wirid, amalan, hizb, dzikir, menjadi makanan harian mereka sebagai bentuk pengasahan batin mereka. Sehingga santri dengan kemapaman intlektual dan kekokohan spiritual mereka sesungguhnya selangkah lebih maju dari pada indeks keberhasilan dan kiblat Pendidikan Masyarakat barat
OLEH : Abu nafisah