Terkadang kita dibuat Gelisah dan kecewa hanya karena orang lain berbeda pendapat dengan kita, tidak sejalan dengan Arah Berfikir kita, atau Bahkan Berbanding terbalik dengan kebenaran yang menjadi keyakinan kita, Bukan kah di dalam sejarah kita diperlihatkan bagaimana nabi Nuh dan putranya, Nabi Lut dan istrinya, Baginda Rasul dengan paman paman nya,
Ada banyak sebab, latar belakang, pengalaman kehidupan yang memungkinkan mereka berbeda dengan kita. Tak usah terlalu sedih ketika orang lain memilik jalan yang berbeda dengan jalan yang kita pilih, karena kecenderungan dan arah berfikir setiap orang sangat mungkin berbeda-beda.
Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit untuk menyirami bumi. Semua orang tahu itu. Namun, bukankah tidak semua orang sepakat bahwa hujan itu adalah sebuah peristiwa indah. Hujan itu dianggap indah di negara-negara yang memang jarang hujan, namun dianggap musibah di negara yang selalu saja hujan turun dan memaksa munculnya berita banjir, longsor dan sejenisnya.
Di negara yang sama pun pada saat yang samapun orang-orang bisa berbeda pandangan tentang hujan. Bagi pedagang es, hujan adalah musibah yang menyebabkan dagangannya tidak laku. Bagi pedagang payung dan jas hujan, hujan adalah anugerah yang mendongkrak angka penjualan. Hujan malam hari adalah musibah bagi mereka yang berkepentingan keluar malam, namun adalah anugerah bagi penganten baru yang tak berkehendak keluar kamar. Mereka berbeda pendapat, bukan? Lantas Jika memang Berbeda adalah keniscayaan kehidupan lantas mengapa kita Bersikap berlebihan, Baper terbawa perasaan, Overtinkking dengan keadaan dan pusing 7 keliling terhadap berselisih nya pemahaman,
Biasakanlah melihat perbedaan sebagai sebuah kewajaran. Tak perlu disikapi berlebih apalagi saling membenci dan menyakiti. Berbeda tidaklah jelek, pertengkaran lah yang dinyatakan tak baik. Berbeda tidak lah buruk namun amarah lah yang membuat suasana riuh dan jauh dari keteduhan, Biasa sajalah dalam Bersikap, So Slow saja lah dengan dunia