Idul Fitri, Meraih kemenangan Bukan Akhir Dari Perjuangan


Oleh redaktur

Secara harfiah makna idul Fitri adalah kembali fitrah, Fitrah sendiri secara term bahasa Arab bermakna suci baik jasmani maupun rohani. Merenungkan atas apa yang Manusia lakukan setelah ditempah di kawah candradimuka selama bulan Ramadhan sehingga menjadi bersih kembali seperti halnya bayi baru dilahirkan. Selain itu Ulama Khalaf(modern) memaknai idul Fitri dengan kembalinya manusia ke jalan kebaikan sehingga mereka mampu mengemban identitas sebagai muslim kaffah muslim seutuhnya. Sehingga ada perbaikan menuju arah yang lebih baik lagi dengan amalan ibadah dan hubungan antar sesama.

Selain itu serba serbi idul Fitri identik dengan fenomena mudik, silaturahmi dan sholat Ied yang mana itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa ditinggalkan pasca ramadhan. Mudik merupakan sebuah perjalanan bagi mereka yang ingin kembali pulang ke kampung halaman karena sudah lama ditinggalkan. Dominasi pemudik adalah bagi mereka yang menetap di kota karena pekerjaan atau tuntutan sosial.

Ada pepatah kuno mengatakan sejauh mana engkau pergi jangan lupakan tempat yang telah membesarkannya mu (kampung halaman). Didalam mudik juga berkaitan dengan Silaturahmi yang merupakan bentuk pengamalan keagamaan bersifat sosial, mengapa demikian ? silaturahmi atau dalam bahasa Jawa disebut Pluputan saat idul Fitri merupakan momen untuk membangun komunikasi yang strategis nan efektif untuk meminta dan memberi maaf pada mereka yang telah terlukai hatinya baik disadari oleh diri atau tidak agar tetap terjalin ikatan ukhuwah islamiah ataupun ukhuwah basyariyah sesama manusia.

Selama satu bulan manusia dalam pelatihan menahan nafsu serta pendidikan memperbanyak berbuat baik yang sifatnya vertikal antara mahkluk dengan sang khalik atau bersifat horisontal sosial, diharapkan setelah berakhirnya bulan Ramadhan yang puncaknya ditandai dengan idul Fitri manusia tetap dalam koridor kebaikan dari segi sikap, perbuatan bahkan konsisten dalam ibadah meskipun nama bulannya berubah menjadi syawal,Juni atau Agustus.

Prinsip fundamental bagi mereka bulan ramadhan adalah sebuah pelatihan yang kemudian di implementasikan di bulan non ramadhan. Perjuangan kehidupan untuk meraih kemenangan dengan makna yang sebenarnya perlu untuk dijaga continueitas nya karena Ramadhan bukan akhir menjadi manusia baik. Ramadhan hanya masalah waktu dan nilai kebaikan yang perlu diejawantahkan di bulan selanjutnya.

Artikel

Comments are disabled.