Oleh Dian wahyuning tyas
Kata tarekat berasal dari Bahasa arab yang bermakna khat garis shirot, sabil jalan, sedangkan secara praktis pengalaman keagamaan yang bersifat esoteric penghayatan juga batiniyah yang dilakukan sseseorang dengan melakukan wirid dan dzikir sebagai bentuk metode psikologi moral dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.
Didalam hadits juga disebutkan tentang bagaimana upaya beribadah yang kaffah yakni memperhatikan aspek dhohir dan batin dengan istilah ihsan
“’Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (H.R. Muslim 102).[3]
Secara konseptual, Berthoriqoh berarti menjalani hidup dengan menggunakan tata aturan agama Islam secara Kaaffah dan Istiqomah. Sebagai mana pengertian dan penafsiran ayat suci Al-Qur’an, surat Al jin ayat 16.
(وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَـٰمُوا۟ عَلَى ٱلطَّرِیقَةِ لَأَسۡقَیۡنَـٰهُم مَّاۤءً غَدَقࣰا)
[Surat Al-Jinn 16].
Artinya:
Dan sekiranya mereka itu Istiqomah di dalam ‘thoriqoh’ ini, pastilah Kami akan memberikan minuman kepada mereka dengan air yang berlimpah-limpah.
Jumhur mufassir, memaknai kata *at- thoriqoh* tersebut dengan agama Islam. Sedangkan secara praktis dan sosiologis (praktek dalam kehidupan di masyarakat), Berthoriqoh berarti mengikuti dan mengamalkan dzikir tertentu dengan bimbingan seorang guru mursyid tertentu.

Harun Nasution mendifinisikan thoriqoh sebagai jalan yang ditempuh seseorang dengan tujuan sedekat mungkin dengan Allah, sehingga ada istilah salik yaitu orang yang menempuh jalan kepada Allah, Ada pula istilah murid dari kata aroda yakni orang yang mau atau ingin mendekatkan diri kepada Allah, selain itu thoriqoh juga tidak lepas dari mursyid yang berasal dari ‘irsyad’ yang artinya petunjuk. Sedangkan pelakunya adalah mursyid yang artinya orang yang membimbing, mendidik, menempa, murid dalam memahami jalan-jalan spiritual menuju Allah Swt. Mursyid dengan tekun menuntun murid mulai proses pembersihan dan penyucian diri (tadzkiyah al-nafs) hingga di antara mereka mencapai pemahaman mendalam (ma’rifah).
Peralihan penerapan istilah berthoriqoh dari berislam menuju ke sebuah aliran keruhanian, karena berthoriqoh merupakan suatu aktivitas dalam sisi keruhanian dalam Islam, sedangkan berislam seringkali berkonotasi makna dhohir dalam berislam atau lebih populer disebut bersyari’at.
Sehingga secara praktis berthoriqoh berarti beragama Islam dengan konsentrasi pada pandangan dan perbaikan aspek-aspek keruhanian dalam diri seorang muslim. Dalam dimensi keruhanian Islam, metode yang diyakini paling efektif dan efisien adalah dzikrullah. Di samping metode ini juga diyakini paling bisa dilakukan oleh semua orang secara umum. Sehingga setiap kali disebut thoriqoh, berarti yang dimaksudkan adalah metode berdzikir. Oleh karena itu, berthoriqoh berarti mengamalkan metode berdzikir tertentu dalam bimbingan mursyid tertentu juga.
Macam macam tarekat banyak tersebar ke berbagai penjuru dunia dengan pendekatan hati dan kasih sayang serta penuh kelembutan oleh para sufi melalui kelembagaan tarekatnya,
Menjadikan Thoriqoh sebagi solusi beragama dengan aspek dhohir dan batinnya
Diantara Thoriqoh yang berkembang di Indonesia adalah:
- Thoriqoh Naqsabandiyah
- Tarikat Khalidiyah
- Thoriqoh Qadariyah
- Tarikat Sammaniyah
- Thoriqoh Sadziliyah
- Tarikat ‘Aidrusiyah
- Tarikat Rifaiyah
- Tarikat Al-Haddad
- Tarikat Khalawatiyah .
- Tarikat Tijaniyah