oleh : Muhammad Mifathul Farikhin (Mudabbir tarbiyah, pengajar Al-Qur’an yanbua Metod, dan pengajar baca kitab metode Alqolam)
Renungku dalam sepiku “Berkeluh kesah kepada ciptaan tidak akan membuatmu lega tidak pula menghilangkan sesak didada, maka dari itu “lakoni ae”, tanpa memikirkannya. Karena memikirkan juga membutuh tenaga. Akibatnya, malah tambah menjadi beban pikiran saja” ucapku dalam hati ku
Lalu bagaimana solusinya?
Lantas aku Mengingat menghayati meresapi dan merefleksikan dawuh beliau :
“berharap kepada manusia bersiap – siaplah untuk kecewa, tapi berharaplah kepada sang Pencipta maka bersiap – siaplah untuk bahagia”.
Terlintas pertanyaan dalam benak ku seraya bertanya tanya
Kenapa seperti itu?
Bukankah hidup hanya butuh kebahagiaan, ketenangan, ketentraman?
Dan semua itu fakta nya bukan bersumber dari banyaknya pinta kita pada manusia tidak pula uang yang berlimpah ruah atau lain sebagainya .
Ketenangan itu sumbernya dari hati yang ingat,
Sampun di dawuhkan oleh Alloh :
الا بذكر الله تطمئن القلوب (الأية)
“Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
Kalau masih sulit untuk dilakukan maka, ku teringat kembali kalam hikmah beliau yaitu:
” Jadilah orang yang bersama Alloh, bila tidak (mampu) maka, jadilah orang yang sedang bersama dengan orang yang bersama Alloh”.
Terpatri dalam pikiran dari kalimat terakhir setelah koma, yaitu “jadilah orang yang sedang bersama dengan orang yang bersama Alloh”
Disitulah media menjadi kan ketenangan, kebahagiaan mudah didapatkan. Meskipun diri ini masih belum bisa menjadi orang yang bersama Alloh tapi setidaknya, menjadi orang yang bersama dengan orang yang bersama Alloh. Agar hati ini ikut “kecipratan” Ketenangan, kebahagiaan dari orang yang bersama Alloh sehingga, hati ini ikut tenang karena “cipratan” Tersebut.
NB : Dawuh – dawuh tersebut adalah dawuh Romo KH. Darmawan. Beliau Pengasuh Ponpes Bustanul Hikmah.
pada saat acara malam rabuan di halaman Yayasan PP. Bustanul Hikmah.