Pengajian noto Aty malem reboan Baitul ma’ruf cabang Lamongan Selasa 29 November 2022 Lamongan, Bustanul Hikmah
Setiap manusia, siapapun orangnya yang melakukan amal Sholeh, yang mengerjakan kebaikan atau dalam bahasa agama disebut ibadah, pasti menginginkan apa yang dilakukan diterima oleh Allah. Dalam hal ini tentunya ada hal-hal yang sangat perlu diperhatikan supaya amal ibadahnya tidak ditolak Oleh Allah SWT.
Disisi lain kita menginginkan Amal kita diterima, namun disisi lain kita tidak menyadari bahwa , ada “kerentek ati, omongan e ati yang dapat menghapuskan atau bahkan menghambat amal kita tidak diterima oleh Allah
Kemudian, krentek ati “Krentek ati yang bagaimana yang menjadikan amal ibadah kita terhapus atau bahkan ditolak? Yang pertama merasa lebih baik dari orang lain dan masih memiliki rasa benci kepada orang lain,” kata beliau.
Contohnya, ketika berangkat ke masjid melihat ada orang yang masih ngobrol, tetangganya masih melihat tv nobar, lalu hatinya kerentek “sek luwih apik aku” hatinya krentek bahwa dirinya lebih baik, maka selesailah kebaikannya tersebut, ganjarannya habis atau bahkan bisa jadi tidak diterima oleh Allah.
Kemudian contohnya lagi, sambung beliau, apabila seorang guru atau ustadz, krentek ” aku luwih pinter timbang arek arek” saya lebih pintar dari murid². ” Guru belum tentu lebih pandai dari muridnya, bisa jadi si murid saat sudah berada pada umur yang sama lebih pandai dengan guru yang mengajar itu,
Maka dari itu jangan merasa lebih baik dari orang yang belum berbuat baik. Bagi yang sholat jangan pernah merasa baik dengan yang belum sholat, bagi yang bangun di tengah malam jangan merasa lebih baik dari yang hanya tidur dimalam hari nya,bagi yang melakukan kebaikan di hari ini jangan pernah merasa lebih baik sebab kita tidak tau bagaimana takdir diesok hari nya.
Yang kedua adalah kebencian
“Jangan berharap amal ibadah kita diterima oleh Allah entah itu sholat, shodaqoh, atau yang membutuhkan biaya seperti umroh apabila masih membenci kepada ciptaan-Nya,”.
Hatinya ditata, “digeleh Leh” ditaruh, “tanda kemakrifatan tidak pernah merasa lebih baik, tidak pernah mengomentari orang lain, dan tidak membenci segala apa yang telah diciptakan oleh Allah SWT”.