Mempersiapkan Perubahan cuaca di tahun baru, bertransformasi menjadi pemuda unggul


Dalam sebuah pendekatan fenomenologi positif, Seorang pemuda digambarkan dengan idealisme yang tinggi, semangat membara, tekad kuat serta ulet. Hingga dalam sisi negatif pun mereka digambarkan sebagai individu yang kerap kali salah langkah dalam mempertimbangkan kehidupan sosial.

Pada sebuah diskusi yang bertema “kolaborasi membumi” yang memang diperuntukkan untuk mengkontruksi pemuda, Gus Sabrang mowo damar Panuluh menyampaikan : ada 3 titik polaritas yang harus dilakukan dengan baik untuk pemuda. Yaitu (Sosial Media – Teknologi – kualitas pemuda)

Sosial media, Layaknya seorang pelancar dimana dia harus menguasai ombak agar tetap bisa bermanuver dengan selancarnya. Jika terjatuh jangan salahkan ombaknya, kendalikan saja selancancarnya. Begitulah relasi antara media sosial dan manusia. Media sosial merupakan sebuah ruang yang bisa dibuat untuk berselancar sehingga menciptakan dimensi keindahan dan menampakkan eksistensi manusianya. Akan tetapi, jika manusia tidak bisa mengontrol media sosial yang terjadi adalah ia akan jatuh tenggelam dalam alur algoritma yang sudah disusun. Fenomena itu dinamakan FOMO (Fear of Missing Out), penyakit yang menyerang psikologis individu untuk selalu bergantung pada tren, update, serta selalu terhubung dengan orang lain. Jika tidak terpenuhi akan merasakan kecemasan dan kegelisahan. Maka, salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan memilah suatu informasi yang efektif untuk masa depan.

Teknologi, pemanfaatan teknologi penting bagi setiap individu pemuda. Jika pemuda apatis dan tidak bisa menggunakan dengan baik, yang ada pemuda akan tergerus perubahan. Baik buruknya teknologi penentunya adalah subyek yang menggunakan. Seperti halnya listrik bernilai positif jika digunakan untuk penerangan lampu, komputer dll tetapi bisa bernilai negatif jika digunakan untuk menyetrum tetangga.

Kualitas pemuda, tidak akan ada yang bisa menjamin peningkatan kualitas seseorang, namun baik buruk nya didominasi dan dipengaruhi dari segi lingkungan juga orang disekitarnya, ketika seseorang disekitarnya memiliki kompeten di bidangnya dan individu personal itu mempunyai sikap adaptif maka kualitas pemuda mempunyai atensi untuk meningkat. Orang yang adaptif adalah orang yang peka, hadapi, dan lakukan. Sebagai contoh, Jika ada kran kamar mandi yang kebuka dan airnya penuh, sebagai orang yang adaptif pastinya dia tau apa yang harus dilakukan ! Tentunya menutup kran itu bukan ? Mayoritas orang pasti pemikirannya sama seperti itu, tapi tidak dengan sebagai orang yang dilakukan. Terkadang masih ada yang membiarkan.

Artikel

Comments are disabled.