Oleh Muhammad Nur
Munculnya antusias masyarakat untuk menuju jalan yang benar dengan mendekat kepada Tuhan tidak lepas untuk mencari kebutuhan spiritual dalam hal ini adalah tasawuf. Ini bermula dari pergeseran paradigma pandangan manusia yang semula memandang kesenangan dan kenikmatan adalah tujuan dari kehidupan. Hal ini Dikarenakan asumsi mencari dunia, mengutamakan dunia bahkan menomorsatukan dunia akan menimbulkan efek ketentraman dan kebahagiaan, faktanya justru yang dirasakan adalah kejenuhan, kebingungan, tasawuf dipilih dengan dalih ingin menyingkirkan Kejenuhan dan kegundahan yang ditimbulkan oleh hiruk pikuk modernisasi.
Era modern memang menawarkan kemudahan, tetapi tidak menjadi alternatif bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian. Era modern menawarkan sejumlah opsi pilihan baik berupa fasilitas dan juga komoditas, tetapi tidak membuat manusia menjadi nyaman, karena yang dirasakan selalu was was dan kegalauan.
Parahnya, kehidupan menjadi lebih praktis dengan berbagai kemajuan yang ditawarkan modernisme justru mengakibatkan malapetaka besar kemanusiaan. Banyaknya dampak negatif daripada positif yang didapatkan, seperti merosotnya moralitas, keangkuhan individual, kegersangan jiwa, Hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah kehausan jiwa dan dahaga spiritual. Manusia perlu memutar stir kehidupan agar orientasi kehidupan duniawi lebih bermakna dan tidak salah sangka apalagi salah arah. Salah satunya adalah menepuh jalan spiritual olah batin agar jiwa manusia semakin terasah.
Oleh karena itu, aktualisasi Neo sufisme sebagai jalan alternatif manusia modern untuk menjajaki dunia spiritualitas merupakan fenomena manusia modern saat ini. Konsep tasawuf Neo sufisme yang relevan dengan era sekarang serta dalam praktiknya yang lebih luwes karena dalam pengamalan tasawuf tidak melepaskan diri dari modernisasi bahkan tidak menanggalkan dunia sekalipun. Jika para sufi terdahulu melakukan praktik tasawuf seperti uzlah dengan mengasingkan diri dari keramaian dunia, Maka konsep Neo sufisme menawarkan konsep yang bahwa uzlah bisa dilakukan di era modern. Neo sufisme mampu mengkolaborasikan antara kehidupan ukhrawi dan duniawi. Terlepas dari itu, yai Wawan pernah menyampaikan “Dunia wajib untuk dicari, akan tetapi jangan dimasukkan dalam hati, Harta dan pangkat boleh di raih tetapi tidak untuk dimiliki”.
Dunia dengan modernitasnya telah mengungkung manusia dan mengguncang sendi-sendi kehidupan, sehingga manusia kehilangan akan kemerdekaan hidupnya. Karena kesadarannya telah dimangsa oleh keinginan dan ambisius yang tinggi. Dan pada akhirnya, menjerumuskan manusia kepada kenestapaan dan kekeringan spiritual. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah kita akan terdikte oleh dunia selamanya baik berupa pekerjaan atau hidup hedonisme ? Atau kita yang akan mendikte dunia?
Hidup adalah pilihan, ambil atau tinggalkan merupakan hak setiap insan.