DAMPAK BERDZIKIR DAN HUBUNGANNYA PADA KESEHATAN JASMANI SESEORANG


Oleh Mutiara Wista Romadhona

Islam adalah ajaran yang syamil(komperhensip) dan juga mukamil yakni menyempurnakan) dari berbagai aspek dan bidang kehidupan, termasuk dalam esensi dan inti ajarannya, yang terbagi dalam tiga aspek rukun yakni iman islam ihsan, atau dalam konteks pembahasan disiplin keilmuan biasanya terbagi menjadi 3 yakni tauhid, fiqih dan tasawuf, aspek dhohir dan batin yang tersurat dan tersirat merupakan bagian yang gamblang dijelaskan dalam islam.  Termasuk pula tentang hati dan rasa juga bagian yang detail dalam kajian ihsan dan tasawuf

Tasawuf erat kaitnya dengan proses pembersihan hati dan diri sehingga terkelupasnya penyakit hati yang mengotori pribadi dalam diri dan kehidupannya, oleh karena itu pula pembersihan hati selalu identic dengan dzikir hati dimana dzikir menjadi sarana sikap batin terapi agama dalam menyikapi berbagai kondisi kehidupan yang ada, seperti sedih frustasi sakit hati dan juga penyakit-penyakit yang bercokol didalam hati seperti iri dengki benci dll

Tingkatan dalam berdzikir pun memiliki klasivikasi dan tingkatan- tingkatan didalamnya

Menyebut

Mengingat

Bersama

Dalam konteks pembahasan dzikir hati disini adalah pada tataran mengingat dan bersama, sebab aspek mengingat adalah aspek dari batin sedangkan menyebut hanya pada tataran lisan ke pendengaran dari mulut yang mengeluarkan suara

Beberapa dampak dan manfaat dzikir hati diantaranya adalah

  • Orang yang berdzikir mengingat Allah dia akan diingat oleh Allah
  • Orang yang berdzikir mengingat Allah hatinya menjadi hidup
  • Orang yang berdzikir mengingat Allah akan diberi ketentraman dan ketenangan oleh Allah
  • Orang yang berdzikir mengingat Allah mendapatkan pertolongan, keselamatan,
  • Orang yang berdzikir mengingat Allah permintaannya mudah di ijabah oleh Allah
  • Orang yang berdzikir mengingat Allah akan diberi Kesehatan oleh Allah

Fungsi manfaat dzikir dari sisi Kesehatan Dari sinilah penulis ingin mengkaji bagaimana dzikir mempunyai implikasi terhadap Kesehatan jasmani

Beberapa penelitian yang mengkaji tentang kesehatan jasmani menyebutkan bahwa ada beberapa factor penyebab seseorang menjadi sakit

  1. Makanan
  2. Fikiran
  3. Kejiwaan/ hati

Kejiwaan atau hati tentunya berhubungan erat bagaimana kondisi dan keadaan hati, apakah hati dalam keadaan yang stabil sehat dan baik baik saja ataukah hati dipenuhi penyakit penyakit hati yang mengakibatkan ketidakstabilan hati dan jiwa sedih galau dan lain sebagainya.

Dalam penelitian yang di paparkan oleh masogi Indonesia bahwa Ketika seseorang mengalami kegalauan kesedihan stress dan rasa takutmaka otak akan merespon dengan mengeluarkan hormos stress yang Bernama hormon kortisol yaitu jenis hormon yang jika berlebihanakan bisa memperparah sakit seseorang. Ketika seseorang dalam keadaan khusuk, berdzikir, pasrah dan ibadah yang lainnya maka seseorang akan memasuki gelombang teta atau trance yang akan banyak membantu pada perbaikan-perbaikan hati dan diri

Dalam syarah Hikam Ibnu Abbbad Anafari Dari Hikmah Hikam Li Ibnu Atoillah Assakandari dijelaskan bahwa nafsu yang mulia atau hati yang baik menerima karunia kebaikan kebaikan yang diberikan Allah sedangkan hati yang buruk tidak akan menerima kecuali diberikannya mata rantai ujian dan musibah berupa harta dan sakit dibadan

Dawuh dari syarah hikam diatas dapat dipahami bahwa keadaan hati punya erat kaitannya denga apa yang didapatkan seseorang dalam kehidupanya, Ketika hatinya lembut baik maka ia akan dapat menerima anugrah dan rahmat Allah yang menjadikan ia bersyukur lalu melakukan kebaikan kebaikan sebagai aktualisasi dari ni’mat yang didapat, namun Ketika hatinya keruh tidak pernah dipakai untuk berdzikir, kotor karena tidak pernah dibersihkan dari noda noda kesalahan maka ia tidak akan dapat menerima kebaikan anugrah karunia Allah kecuali setelah rasa sakit di badan atau sakit pada sisi hartanya.

Dalam hadits baginda nabi SAW Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

Dalam hadits itu jika dilihat dari sisi aspek moral bisa dipahami bahwa jika seseorang baik hatinya maka baik pula segala aktifitas dalam hidup dan kehidupannya, namun jika tidak baik hatinya maka tidak baik pula aktifitas tubuh yang dilakukan dalam kehidupan

Dilihat dari aspek psikologis dan medis dapat ditarik sebuaah pemahaman dan relevansi bahwa Ketika seseorang baik hatinya, jernih emosionalnya, tenang serta stabil jiwanya maka hal ini akan punya pengaruh baik pada seluruh jasad biologisnya begitupula jika keruh hatinya tidak stabil jiwa dan emosionalnya maka juga punya implikasi pada seluruh jasad nya

Artikel

Comments are disabled.